Aku adalah seorang anak pertama dari
5 ber-saudara yang dilahirkan oleh kedua orang tua yang sholeh dan sholehah (
aamiin ). Kedua orang tuaku memiliki harapan agar anaknya menjadi anak yang
sholehah dan ku yakin harapan itu tidak hanya dimiliki oleh orang tuaku, tetapi
oleh semua orang tua yang beragama islam baik orang tua yang sholeh maupun
tidak. Oleh karena itu, orang tuaku selalu mendidikku dengan baik dan rela
mengorbankan yang dia miliki agar anaknya menjadi anak yang sholehah.
Aku
adalah lulusan dari Sekolah Dasar (SD) Unggulan Nasywa, Sariwangi. Orang tuaku
memasukkan aku kesana dengan harapan agar aku menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Walaupun biayanya mahal tapi kelurgaku rela berkorban mengelurkan
hartanya demi anaknya menjadi baik, karena orang tuaku yakin Alloh selalu
bersama kita dan Rizqi berada di kekuasaan tangan Alloh SWT. Ketika aku berada
di SD itu aku selalu diberikan cucuran ilmu yang sangat baik, selalu diberi
motivasi untuk fokus terhadap bakatnya, dan selalu diberi semangat untuk
menghafalkan Al-Qur’an sehinga aku bisa lulus SD dengan membawa hafalan juz
30. Tapi, walaupun sudah banyak ilmu
tentang agama masuk kedalam otakku namun hanya sedikit yang aku masuki kedalam
hati untuk di praktikan. Ku sesali diri ini, telah banyak perbuatan-perbuatan
dosa yang telah aku lakukan yang awalnya ku anggap biasa namun
perbuatan-perbuatan itu menjadi suatu kebiasaan. Sangat ruginya aku, padahal
aku telah diberikan oleh Alloh orang tua yang mengerti agama yang telah
memasukkan aku ke les tahfidz dan beberapa pengajian yang dimana aku telah
diberikan banyak ilmu, namun semua itu aku sia-siakan.
Telah
banyak piala yang ku raih, nikmat Alloh yang aku dapatkan, dan
kebahagian-kebahagian yang membuatku merasa hidup ini panjang, namun aku lupa
untuk bersyukur kepada Alloh dan aku lupa bahwa itu adalah berupa ujian dari
Alloh untuk menentukan derajat keimananku kepada-Nya karena ujian itu tidak
hanya kesusahan dan kesedihan namun kebahagiaan pun sama.
Aku
telah mengubah nama baik ku. Yang awalnya ku dikenal dengan anak yang baik,
kini berubah. Orang menganggapku sebagai anak yang tidak baik, dan telah
mempermalukan nama baik orang tuaku yang selalu mendidik anaknya dengan agama
juga sebagai guru ngaji di madrasah nenek ku yaitu madrasah Waladdun Sholihun.
Detik-detik
menuju kelulusan SD, orang tuaku memikirkan SMP untuk kelanjutan ku menuju
kesuksesan. Aku di daftarkan oleh orang tuaku ke tiga sekolah. Pertama, aku
ikut daftar dan testing di sekolah boarding school an-najiah, soekarno hatta .
Kedua, aku didaftarkan dan ikut testing di sekolah boarding school baitul
anshor. Ketiga, aku didaftarkan dan ikut testing di pesantren modern sekolah
alam BRC. Di ketiga sekolah itu aku diterima, tapi aku dan orang tuaku bingung
harus memilih yang mana yang terbaik untuk kehidupan aku kelak. Akhirnya jalan
yang terbaik adalah ISTIKHOROH. Selain ku berusaha untuk mencari yang
mana, tapi harus pula diiringi dengan do’a dan istikhoroh.
Ini
adalah awal waktu aku berubah. Ku berusaha untuk mengembalikan nama baik ku
dihadapan Alloh, keluarga, atau siapa pun itu yang mengenalku. Ku berharap
dengan aku berubah, Alloh akan mengampuni dosa-dosa ku dan meridhoi setiap
langkahku dan perbuatanku kapan pun itu. Memang butuh waktu lama untuk
memperbaiki nama baikku.
Di setiap do’a, ku selalu sisihkan
untuk meminta petunjuk mana sekolah yang terbaik untuk kehidupan di masa yang
akan datang. Ku selalu memikirkan masa depanku, ku ingin masa depan ku jauh
berubah dari kehidupanku kini. Ku selalu memikirkan untuk kedepannya, makannya
dari itu aku harus berhati-hati untuk memilih sekolah yang dimana disana aku
akan meraih impianku. Akhirnya keyakinanku datang. Keyakinan ku ini membuat ku
makin percaya bahwa ini adalah jawaban dari istikhoroh ku kepada Alloh. Ku
harap pesantren modern sekolah alam BRC
ini yang menjadi pilihanku itu di ridho-I oleh Alloh, aamiin.
Akhirnya masa SMP pun mulai, dan pada
saat ini aku belajar hidup dewasa jauh dari kedua roang tua ku. Kehidupan
pesantren mulai ku rasakan, bagaimana hidup sendiri, nyuci pakaian sendiri,
mengatur keuangan sendiri, segala ku atur sendiri.
Masa-masa SMP adalah dimana perubahan
ku menuju dewasa berada di tingkat paling atas. Terkadang ku sulit untuk
mengendalikannya, emosional ku sangat tinggi termasuk syahwatku yang hampir ku
tak tahan untuk menahannya. Ku selalu berdo’a dan mengadu kepada Alloh, agar
rasa suka ku terhadap salah satu hamba-Nya ini
tidak melebihi rasa cinta ku pada Alloh. Ku selalu meminta kekuatan
untuk mampu mengendalikan nafsu ini yang sangat membara.
Tapi, ku sadar bahwa aku tidak boleh
terlalu berharap pada dia karena suatu saat aku akan merasakan kecewa. Ku
berusaha agar aku selalu berharap pada Alloh saja, dan ku yakin pasti ada yang
lebih baik di dunia luar sana kelak.
Terkadang ku galau memikirkan siapa
yang akan menjadi penyempurna agama ku , kegalauan ini ku curhatkan pada
pembimbing ku. Ku percaya dengan ku curhatkan rasa ini aku dapat dikuatkan
kembali iman ku. Kata-kata yang selalu keluar dari pembimbing ku ini adalah
kata yang sangat penting bagi diri ku ini. Namun, dia tidak lama bersama ku.
Ketika ia pergi, ku merasa tak ada lagi yang bisa menguatkan keimanan ku ini
lagi. Hanya pesan-pesannya saja yang bisa ku ingat, salah satunya adalah
curhatkanlah segalany kepada Alloh, Alloh lah pemiliki segala, Alloh lah
penguasa hati manusia.
Alhamdulillah, dengan nasehatnya aku
bisa berubah tapi tetap, semua perubahan ini tidak lepas adalah bantuan dan
takdir Alloh bi iznillah. Akhirnya namaku ini telah berubah, yang awalnya
terkenal buruk namun sekarang nama ku selalu di rindukan. Alhamdulillah, selama
3 tahun ini aku dapat berhasil menghafalkan isi Al-Qur’an sebanyak 12 juz
Setelah ku lulus SMP, ku melanjutkan
ke tingkat SMA. Disana aku tidak boarding alias pesantren, aku sekolah biasa pp
(pulang pergi). Tapi, ku tetap istiqomah terhadap pegangan aturan agamaku. SMA
berjalan, aku pun tetap mengabdi di sekolah pesantren yang pernah aku tempati.
Ku mengabdi sebagai pembimbing santri
akhwat (perempuan). Setelah ku mengabdi selama 3 tahun hingga ku lulus SMA, ku
ditawarkan beasiswa sekolah di Universitas Madinah, Umul Qura’ (mekkah) oleh
salah satu guru ku ketika ku pesantren disana.
Ku memilih untuk sekolah di Umul Qura’, semoga dengan beasiswa sekolah
di luar negeri ini aku dapat menggapai sebuah impian ku ini yang sedang ku
tunggu-tunggu yaitu menemukan seseorang yang dirahasiakan Alloh di lauhul
mahfuz dari ku lahir yang dapat membimbing ku dan anak-anak keturunanku munuju
kebahagian di Syurga kelak.
Sign up here with your email

ConversionConversion EmoticonEmoticon